"SELAMAT DATANG... SILAHKAN BACA GRATIS BUKU NAMAKU NAFIRI DENGAN KLIK BAGIAN PADA DAFTAR ISI (KANAN BLOG) TERIMA KASIH"

Thursday, January 19, 2012

B. PENDAHULUAN (buku hal. ix - xi)


Salam damai sejahtera bagi Saudara sekalian...


Buku ini saya persembahkan untuk kemuliaan Kerajaan Tuhan dan
sebagai kesaksian atas apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada
saya – segala sukacita dan penderitaan.

Hidup saya adalah suatu kesaksian tentang betapa Tuhan penuh
belas kasihan; memahami, mengerti, mendengar, mengampuni,
dan mengasihi saya – yang sungguh-sungguh adalah seorang yang
sangat berdosa; penuh dengan kekurangan, kelalaian, dan kegagalan.

Dengan demikian, saya percaya belas kasihan Tuhan pun tercurah
bagi setiap manusia. Bagi setiap jiwa yang mau merendahkan
diri; mengakui diri sebagai manusia berdosa; dan meninggikan Tuhan
di atas segala-galanya; serta dengan segenap pengharapan dan kehendak
baik mulai mengikuti Yesus di Jalan Kasih-Nya.

Apa yang saya tuliskan ini semoga menjadi berkat dan kekuatan,
terutama bagi semua yang miskin dan menderita. Miskin dan
menderita secara rohani ataupun jasmani.

Bagi Saudara sekalian yang sekarang sedang berada dalam pencobaan
yang seakan tiada hentinya; saya mendoakan agar Saudara
tetap teguh dalam cinta akan Kristus. Jangan goyah, tetapi milikilah
pengharapan dan kepercayaan akan penyelamatan yang datang dari
Yesus Kristus. Dan, bersabarlah dalam penderitaan.

Bagi Saudara sekalian yang sedang berada dalam situasi berbahagia
dan dipenuhi damai sejahtera; saya mohon agar jangan bermegah
diri melainkan merendahlah di hadapan Tuhan. Yang kaya
dalam sekejap bisa menjadi miskin. Yang baik hati dalam sekejap
bisa berubah menjadi penjahat. Yang berbahagia bisa tiba-tiba menderita.
Sungguh, manusia sama sekali tiada daya jika bukan karena kasih
Tuhan yang menjaga dan memelihara kita.

Bagi semua orang yang sedang menderita dan juga bagi yang
sedang berbahagia, semoga Saudara mau merenungkan hal berikut
ini:

“Sesungguhnya, apa yang kita cari, apa yang ingin kita capai, apa yang
kita sebut dengan kebahagiaan, hanyalah semu semata jika semua itu
adalah hal duniawi. Tak ada yang ingin kita capai di dunia ini yang
sanggup membuat kita sempurna dalam kebahagiaan. Selalu akan ada
yang kurang. Kurang ini, kurang itu, kurang di sini, kurang di situ.
Berlomba dalam sirkuit yang berputar-putar.”

Seperti kata Pengkotbah,
kesia-siaan di atas kesia-siaan

“Sesungguhnya, yang jiwa kita cari dan rindukan hanyalah satu, yaitu: bersatu
dengan Tuhan dalam Kerajaan Surga. Hanya itu! Dan, untuk memuaskan
dahaga pada kerinduan itu, kita butuh untuk kembali kepada jalan dan
kebenaran yang berasal dari ALLAH. Kita butuh untuk menyerahkan diri
pada tangan penyelenggaraan-Nya.”

Apa yang pernah saya alami adalah saya jatuh di dalam dosa,
saya ditegur oleh-Nya, lalu dicambuk oleh-Nya, kemudian diberi-Nya
kesempatan, diangkat-Nya dari jurang yang dalam, diberkati-Nya,
dan kemudian entah bagaimana saya mulai mendengar suara-Nya,
mengerti pengajaran-Nya, melihat Dia, lalu berusaha dengan jatuh
bangun mengikuti Dia, serta menyandarkan segala sesuatu dalam
Lautan Kerahiman-Nya.

Saya tidak bisa memaksa agar setiap orang percaya pada saya.
Tapi, saya punya pengharapan, bahwa seturut besar rahmat ALLAH
maka akan ada jiwa-jiwa yang semula tidak percaya akan belas kasihan
Tuhan, akan menjadi percaya kepada-Nya setelah membaca apa
yang telah Tuhan perbuat dalam hidup saya. Demi kemuliaan “Nama
TUHAN” dan demi keselamatan jiwa-jiwa tersebut – mereka yang
paling membutuhkan suatu kesaksian bahwa Tuhan itu sungguhsungguh
ada, sungguh-sungguh mendengar, berbicara, dan berbelas
kasih – saya membagikan kesaksian ini.

Saya adalah saksi pengampunan, cinta, dan belas kasihan ALLAH.
Dulu, ada begitu banyak dosa, kekurangan, ketidaksempurnaan, dan
segala kesalahan bersarang pada diri saya. Namun, dengan satu kebenaran
saya telah dibebaskan dan diselamatkan, yaitu: dengan kehendak
bebas saya telah memilih untuk berharap dan berharap pada
keselamatan yang datang dari Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dan
Juru Selamat Yang Hidup.

Saya melihat dan melihat, mendengar dan mendengar, dan pada
akhirnya kembali berharap dan selalu berharap: “Ya Tuhan, semoga
akan ada lebih banyak lagi orang-orang yang berharap pada Kerahiman-
Mu, dan mengandalkan Engkau lebih dari sebelumnya, serta
beroleh keselamatan.”

Saya hanyalah alat untuk membunyikan Nafiri

Ketika nafiri ditiup, nafiri berbunyi. Bila nafiri ditiup dan tidak berbunyi,
maka tidak bergunalah nafiri itu. Saya mencoba patuh dan
taat kepada Dia yang mengutus saya. Saya takut, jika saya hanya berdiam
diri, maka apa yang akan saya pertanggungjawabkan kepada
Dia pada hari penghakiman nanti? Tetapi… lebih dari rasa takut
saya, lebih dari rasa enggan dan malu untuk bersaksi, lebih di atas
semuanya itu, saya menuliskan semua ini karena saya mengasihi Dia
dan Saudara sekalian.

Semoga Tuhan mengampuni saya atas kesalahan yang mungkin
terjadi atas penulisan ini, karena saya sungguh jauh dari sempurna.
Semoga kesaksian dan pewartaan ini menyenangkan hati-Nya. Dan,
semoga kerahiman-Nya tercurah atas saya dan Saudara sekalian;
atas kita semua, pendosa-pendosa yang malang.


LOVE & MERCY
Tinny Maria Awuy