"SELAMAT DATANG... SILAHKAN BACA GRATIS BUKU NAMAKU NAFIRI DENGAN KLIK BAGIAN PADA DAFTAR ISI (KANAN BLOG) TERIMA KASIH"

Thursday, February 9, 2012

4. Nama-Ku Nafiri (hal. 50 - 57)


“Aku adalah Roh Kudus yang tinggal di dalam kamu.

... NAMAKU NAFIRI ...”

Tanggal 7 Maret 2006:
Sesudah Doa Angelus, pukul 06.00 pagi,
saya berbaring sebentar karena kepala terasa pusing –
mungkin karena tekanan darah yang turun drastis.
Lalu di antara keadaan sadar dan tidak sadar,
saya mendengar SUARA itu mengucapkan kata-kata di atas,
tetapi saya tidak bisa melihat siapa yang berbicara.
Saya langsung terbangun ketika mendengar kata “NAFIRI”.
Lalu saya melihat jam....... 06.30

Surat Rasul Paulus yang pertama kepada umat di Korintus:

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia:
kita tidak akan mati semuanya,
tetapi kita semuanya akan diubah dalam sekejap mata,
pada waktu BUNYI NAFIRI YANG TERAKHIR….SEBAB NAFIRI AKAN BERBUNYI….
dan orang-orang mati akan dibangkitkan
dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Karena yang dapat binasa ini, harus mengenakan yang tidak dapat binasa,
dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati….
Karena itu, saudara-saudariku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah,
dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Merenungkan apa yang telah saya dengar
– NAMAKU NAFIRI–
membuat saya bertanya-tanya,
“Apa maksud dari perkataan itu?”

Saya yang sebelumnya tidak terlalu mengetahui mengenai Nafiri,
segera membaca Kitab Suci,
dan kemudian menemukan banyak hal yang menyangkut Nafiri.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Kitab Bilangan Pasal 10
Nafiri sebagai alat untuk memanggil umat dan menyuruh laskar berangkat.
Nafiri sebagai alat untuk memanggil umat berkumpul.
Nafiri sebagai tanda semboyan agar diingat di hadapan TUHAN dan diselamatkan.

Kitab II Tawarikh Pasal 13
Nafiri sebagai tanda untuk berperang.

Kitab I Korintus Pasal 14-15
Nafiri sebagai alat yang mengeluarkan bunyi terang
agar orang-orang menyiapkan diri berperang.
Nafiri sebagai tanda pada saat kebangkitan orang mati di akhir zaman.

Dalam perenungan ini,
akhirnya saya menyadari
bahwa TUHAN hendak menyatakan sesuatu kepada umat-Nya.
Dia menaruh NAFIRI di dalam saya
dan saya ini hanya menjadi alat-Nya untuk membunyikan Nafiri itu.

Saya teringat 1 Korintus 14:

“... jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah
atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran....
(jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang) ….
siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?”

Demikianlah, karena Nafiri tinggal di dalam saya
maka saya harus membunyikan suara-Nya.
Jika tidak, maka saya tinggal menjadi alat yang tidak berguna.
Setelah mengetahui perihal Nafiri,
saya semakin terdorong untuk menuliskan semua yang saya terima dari-Nya,
untuk diteruskan kepada seluruh dunia.
Namun begitu, hari demi hari berlalu
dan rasa bimbang tetap saja datang membayangi.
Sanggupkah saya menjadi saksi Kristus dan melaksanakan kehendak-Nya?

Saya pun berdoa memohon
semoga Tuhan berkenan memberikan tanda peneguhan kepada saya,
agar saya dikuatkan dalam menjalani tugas perutusan ini.

Ketika sedang berdoa di hadapan Bunda Maria,
saya mendengar Bunda berkata:
“Sekarang belum saatnya. Bila saatnya tiba, aku akan memberikan tanda untukmu.”

Demikianlah, mengenai tanda-tanda peneguhan
akan saya ceritakan di bagian selanjutnya.
Tapi, meskipun lebih dari satu tanda peneguhan telah saya terima,
tetap saja saya masih bertanya dalam hati,
“Mungkinkah ini sungguh terjadi kepadaku?”

Akhirnya, datanglah saat di mana saya memberanikan diri
Untuk memercayakan diri kepada Kerahiman Allah Tritunggal,
Meskipun pada saat itu saya belum mengerti perkataan Bunda Maria
yang mengatakan bahwa ia akan memberikan tanda peneguhan untuk saya.

Tanggal 5 Mei 2006, saya mendengar suara TUHAN berkata:
“Saatnya sudah dekat, saat-Ku sudah dekat!”

Saya menjadi ketakutan karena ketidaktaatan saya,
dan kemudian dengan penuh penyesalan atas kebodohan
serta sikap saya yang menunda-nunda pekerjaan-Nya,
saya memohon maaf:
“Ya Tuhan, maafkanlah aku atas segala kesalahanku.
Terjadilah kepadaku seturut kehendak-Mu.”

Demikianlah, hari demi hari berlalu;
sementara saya menuliskan nubuatan-nubuatan yang belum tergenapi;
tanpa saya sangka hal itu kemudian tergenapi,
bahkan sebelum tulisan ini diterbitkan.
Dan,sementara saya menuliskan apa yang telah saya terima,
Tuhan kembali menunjukkan hal-hal yang lain kepada saya.

Saya tidak punya guru lain yang mahabijaksana
selain Yesus Kristus sendiri
yang mengajari tentang apa yang sungguh terjadi kepada saya.

Firman-Nya menyatakan siapakah Roh Kudus yang berdiam di dalam saya:

“…. yaitu Roh Kebenaran.
Dunia tidak dapat menerima Dia,
sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia,
Sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu ….
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku ….
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
(Yohanes 14:17,15:26,16:13)

Dialah itu; Roh Kudus;
Roh kebenaran yang memimpin ke dalam seluruh kebenaran.
Dialah Nafiri Ilahi, karena Dialah yang memberitakan kepada saya
hal-hal yang akan datang sebelum hal-hal itu terjadi.

Dialah Nafiri yang berbunyi terang
untuk menyiapkan manusia agar siap berperang membela kebenaran
dan untuk memenangkan pertempuran melawan kesesatan.

Sesudah Roh Kudus menyatakan
tentang siapakah Dia Yang berdiam di dalam saya,
maka Dia menyatakan suatu kebenaran
yang akan saya jelaskan pada bagian lain dari buku ini.

Kebenaran itu adalah:
jauhilah kesesatan yang bersembunyi di balik kebaikan palsu
– segala macam penyembuhan
yang bukan berasal dari Yesus sebagai Pokok Penyembuh;
segala macam meditasi yang hampa dan tidak berpusat pada Yesus;
segala macam pengajaran yang menuntun manusia
untuk menuhankan diri sendiri!


Ini bukan hal yang gampang untuk diterima,
tetapi saya hanya menyampaikan apa yang dikatakan-Nya.
Saya hanyalah seorang hamba.
Seorang hamba yang baik akan melakukan apa pun yang disuruh oleh Tuannya,
terlebih lagi bila Sang Tuan itu adalah Penguasa Semesta Alam!
Sabda-Nya adalah Sabda Kebenaran dan Hidup.
Barang siapa tidak mau mendengarkan kebenaran,
maka akan mati di dalam kesesatan.

Saat-saat sekarang ini bencana demi bencana terus terjadi –
Yang mengantar pada pertanyaan demi pertanyaan.
Apakah semua ini terjadi karena ulah manusia?
Ataukah alam tidak lagi bersahabat?
Atau mungkin ALLAH hendak berbicara sesuatu kepada manusia?

Memang, kita manusia sadar atau tidak sadar
telah mengambil bagian dalam rusaknya alam raya ini.
Memang, jika alam tidak terpelihara dengan baik,
maka alam pun menjadi tidak bersahabat.

Namun... siapakah manusia sehingga bisa sungguh-sungguh merusak alam?
Siapakah alam itu sehingga bisa mengakibatkan maut dan penderitaan bagi manusia?

Sungguh, segala sesuatu yang terjadi
tidak luput dari Mata Sang Pencipta, Penguasa Dunia!
Tidak ada sesuatu apa pun yang terjadi jika ALLAH tidak mengizinkan itu terjadi.

Namun, jika Allah mengizinkan suatu malapetaka itu terjadi,
itu pun terjadi demi suatu kebaikan, yaitu:
“Arahkanlah pandangan pada TUHAN dan dengarkanlah suara-Nya,
lalu lakukanlah kehendak-Nya,
maka keselamatan itu akan tinggal bersama kita.”

Percayalah,
bencana-bencana yang terjadi semakin sering ini adalah rancangan Ilahi.
Namun rancangan-rancangan itu bukan rancangan maut,
melainkan rancangan untuk membuat umat manusia
berbalik kepada Tuhan Semesta Alam.

TUHAN telah menyatakan kepada saya
apa-apa saja yang akan terjadi dan yang pasti akan terjadi,
terutama bila manusia tidak mau mendengarkan ROH KEBENARAN
yang meminta manusia untuk berpaling dari kesesatan.
Jika manusia tidak lagi mau mengasihi Tuhan, setidaknya TAKUTLAH KEPADA DIA!

Tuhan telah memberikan banyak kepada saya,
dan saya sadar bahwa Dia akan menuntut lebih banyak lagi dari saya.
Saya tidak punya kuasa untuk menolak Dia,
karena saya telah menyerahkan diri untuk Dia.

Segala hal yang saya bagikan kepada Saudara sekalian,
bahkan untuk perkataan yang paling keras sekalipun,
itu semuanya saya lakukan demi ketaatan kepada Dia yang mengutus saya.

Saya menemukan di Kitab Suci,
bahwa bila seseorang yang ditugaskan Tuhan
untuk memperingatkan orang-orang tertentu,
tidak menjalankan tugasnya;
maka kepadanya akan dimintakan pertanggungjawaban
atas nyawa orang yang tersesat:

“Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! —
dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa
untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat,
supaya ia tetap hidup,
orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya,
tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu …

Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang,
dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati.
Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya
dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan dingat-ingat,
tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu ….

sebaliknya penjaga, yang melihat pedang itu datang,
tetapi tidak meniup sangkakala dan bangsanya tidak mendapat peringatan,
sehingga sesudah pedang itu datang, seorang dari antara mereka dihabiskan,
orang itu dihabiskan dalam kesalahannya,
tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari penjaga itu …

Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati!–
dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu
supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya,
tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”
(Yehezkiel 3:18,3:20,33:6,33:8)

Karena itu, saya mohon kepada Saudara sekalian
supaya jangan menyelidiki apa yang saya tuliskan ini dengan sikap arogan.
Tapi, semoga kita semua dengan rendah hati mau terbuka,
dan menimba rahmat yang melimpah dari Kerahiman Ilahi.

Saya mohon janganlah kiranya menghakimi saya
atas apa yang saya tuliskan ini,
karena penghakiman hanya ada di tangan Tuhan.

Kasihanilah saya;
karena jika saya tidak memberitakan semuanya ini,
maka akan beratlah tanggungan atas pertanggungjawaban
yang harus saya pikul di hari penghakiman nanti.

Janganlah kiranya menuduh saya yang bukan-bukan
sehingga menjadikan Saudara sekalian berdosa dengan lidah,
dan kasihilah jiwa Saudara sendiri dengan tidak menghujat Roh Kudus.

Sabda Tuhan Yesus dalam Injil Matius 12:31-32:

“Sebab itu Aku berkata kepadamu:
Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni,
tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia,
ia akan diampuni,
tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni,
di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.”

Suatu ketika ada seorang yang menanyakan perihal Roh Kudus
yang menyatakan diri kepada saya.
Orang itu mengatakan bahwa Roh Kudus tidak bernama “Nafiri”.

Lalu DIA yang berdiam di dalam saya menjawab:

“Manakah lebih mudah bagi kamu,
Tuhan mengatakan bahwa Roh Kudus itu adalah Nafiri
(yang berbunyi terang dan lantang untuk memperingatkan laskar Tuhan),
atau…. Tuhan mengatakan bahwa Roh Kudus akan datang
dan memimpin kamu kepada seluruh kebenaran.
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”

Inilah kabar baik dari Injil Tuhan:
“Roh Kebenaran… akan bersaksi tentang Aku …. Apabila Ia datang…
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya,
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang,”
demikianlah sabda Tuhan. Terpujilah Kristus.”

TUHAN,
Yang Maha Kuasa,
Nafiri Ilahi,
tinggal di dalam saya,
dan saya hanyalah alat untuk membunyikan Suara-Nya...

“Kembalilah………..”

“Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut
dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan