"SELAMAT DATANG... SILAHKAN BACA GRATIS BUKU NAMAKU NAFIRI DENGAN KLIK BAGIAN PADA DAFTAR ISI (KANAN BLOG) TERIMA KASIH"

Thursday, January 19, 2012

1. Cara Tuhan Berbicara (buku hal. 3 - 9)


Tuhan berbicara kepada manusia dalam banyak cara. “Hatiku tak

henti-henti memuji dan memuliakan nama-Mu, ya ALLAH-ku.”

“Aku memuji TUHAN,
yang telah memberi nasihat kepadaku,
ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.” (Mazmur 16:7)

Dalam hidup saya,
Tuhan adalah Pribadi yang paling dekat
dengan saya, melebihi siapa pun juga.
Tuhan adalah ALLAH yang
hidup dan yang nyata. Dia ada dan Dia selalu menyertai.
Dia adalah ALLAH yang berbicara dan yang juga mendengarkan.
Apa yang saya alami selama ini adalah
Tuhan berbicara dalam
banyak cara.

Dia telah berkenan menganugerahkan penglihatan-penglihatan
ketika saya sadar maupun tidak sadar;
terbangun maupun tertidur;
dalam alam nyata maupun dalam alam mimpi;
dalam mata rohani maupun mata jasmani.
Melalui kunjungan langsung dari Surgawi,
melalui sesama yang berbicara kepada saya atas dorongan Roh Kudus,
dan melalui benda-benda di sekitar, serta alam semesta.

Semua penglihatan tersebut muncul begitu saja.
Penglihatan-penglihatan itu muncul di saat yang tidak disangka-sangka.
Bisa di saat saya berada di tempat yang sunyi,
namun bisa juga di saat saya berada di tempat yang ramai.
Penglihatan itu bisa datang ketika saya sedang berdoa hening,
dan bisa juga datang ketika saya sedang berdoa dalam kata-kata.
Beberapa bulan terakhir ini, saya juga sering mendapatkan penglihatan
ketika sedang merenungkan rangkaian peristiwa kehidupan Yesus
dalam doa Rosario.

Bagaimana cara saya melihat semua itu
sungguh sukar untuk dijelaskan dengan kata-kata,
namun saya akan berusaha memberikan gambarannya.

Terkadang, ketika saya berada di suatu ruangan,
saya melihat ruangan itu menjadi gelap.
Tidak ada lagi benda-benda di dalamnya.
Yang ada hanyalah suatu layar hitam pekat.
Kemudian dalam layar itu muncul gambar-gambar, atau pemandangan,
atau orang-orang yang bergerak,
bagaikan dalam sebuah film yang sedang diputar.
Dalam penglihatan itu,
saya seakan-akan menjadi seorang penonton
yang menyaksikan adegan-adegan dalam sebuah film.

Pada lain kesempatan,
saya tidak menjadi seorang penonton,
namun saya mengambil bagian dalam penglihatan itu.
Entah dalam roh entah di luar roh,
entah dalam tubuh entah di luar tubuh,
saya menjadi bagian dalam penglihatan itu.

Dalam penglihatan yang demikian,
Tuhan membawa saya ke tempat lain yang berbeda
dari tempat di mana saya sedang berpijak.

Saya sendiri sulit untuk memikirkan
bagaimana hal-hal seperti ini dapat terjadi pada diri saya,
namun akhirnya saya menemukan bahwa semua ini telah tertulis dalam Alkitab:

“Kemudian dari pada itu akan terjadi,
bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia,
maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat;
orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi,
teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.” (Yoel 2:28)

Saya sungguh bersyukur
karena ALLAH Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus
telah berkenan datang pada saya dengan cara yang istimewa.
Sungguh suatu misteri rahmat
yang selalu saya renungkan hingga saat ini.
ALLAH telah berkenan mengunjungi saya dan berbicara kepada saya.

Selain itu,

Para Penghuni Surga juga telah berkenan datang pada saya atas seizin ALLAH.
Yang paling sering adalah kehadiran Bunda Maria yang manis,
yang senantiasa menghibur dan menguatkan saya.

Para malaikat juga hadir mengunjungi saya.
Malaikat Agung St.Mikael secara istimewa terus melindungi saya.
Malaikat Agung St. Gabriel juga datang pada saya
dan memberitahu tentang beberapa hal.
Selain itu, saya melihat para malaikat lainnya,
juga Para Orang Kudus di Surga.

Sungguh, melihat keberadaan mereka merupakan suatu kebahagiaan
yang tak akan pernah bisa dijabarkan secara sempurna.

Perihal nubuatan,
Tuhan berbicara kepada saya mengenai beberapa hal tertentu
atau orang tertentu dalam masa sekarang ini.
Namun, yang juga sering terjadi adalah saya beroleh karunia
Untuk mengetahui sesuatu hal yang akan terjadi di masa depan.
Biasanya hal ini terjadi ketika saya sedang tertidur atau dalam alam mimpi.
Meskipun demikian, dalam beberapa kesempatan,
hal seperti ini bisa juga terjadi
ketika saya tidak sedang tertidur atau tidak sedang bermimpi.

Saya bukan seorang nabi, tapi sungguh...
Tuhan telah berkenan berbicara dengan saya
dalam penglihatan, dan juga dalam mimpi:

Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini.
Jika di antara kamu ada seorang nabi,
maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan,
Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.” (Bilangan 12:6)

Mengalami semuanya ini membuat saya menyadari bahwa:

“Sesungguhnya rahmat Tuhan tidak dapat dibatasi
dengan cara-cara dan dengan pengertian-pengertian manusia,
karena Tuhan dapat melakukan apa pun seturut dengan kehendak-Nya.”

Maksudnya adalah:
bahwa tidak peduli apakah pada saat itu
manusia sedang berada dalam keadaan sadar atau tidak sadar;
dalam keadaan bangun atau tidur;
dalam keadaan yang bagaimanapun, Tuhan dapat mengunjungi umat-Nya.
ALLAH berkuasa atas segala sesuatunya,
dan atas seizin-Nya sajalah segala sesuatu terjadi!

“Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memerhatikannya.
Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur,
bila berbaring di atas tempat tidur.” (Ayub 33:14-15)

Tuhan berbicara melalui mimpi
kepada Abimelekh, Yakub, Laban, Yusuf, Firaun, Salomo, Daniel, Nebukadnezar,
Yusuf dari Nazareth, dan orang-orang majus,
juga orang lainnya yang namanya tidak disebutkan di dalam Alkitab.

Tuhan berbicara dengan suara-Nya dan melalui penglihatan kepada Musa,
Harun, Yosua, Samuel, Paulus, Ananias, Yunus, Ayub,
Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
dan masih banyak lagi yang lainnya.

Terkadang saya mendengar ALLAH berbicara
seperti ketika seseorang berbicara di telinga saya.
Sering kali saya mendengar-Nya melalui bisikan-bisikan batin.
Suara-Nya terdengar berbicara dengan jelas.
Sering kali Dia mengingatkan saya
akan kebenaran-kebenaran yang telah tertulis dalam Alkitab,
sambil memberikan pesan-pesan tertentu.

Dulu, pertanyaan ini pernah menjadi milik saya,
“Bagaimana mengetahui bahwa yang berbicara itu adalah Tuhan, bukannya iblis?”

Pertanyaan yang sama ini
juga beberapa kali dilontarkan oleh orang-orang di sekitar saya.
Ada yang karena tidak percaya,
ada yang karena tidak ingin percaya,
namun ada juga yang bertanya karena peduli pada saya.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas semua orang ini.
Baik mereka yang tidak percaya kepada saya,
juga mereka yang tidak percaya bahwa hal yang demikian terjadi pada saya.
Saya juga bersyukur atas orang-orang yang setia mendoakan saya
supaya jangan terjerumus dalam kesesatan dan keinginan saya sendiri,
serta atas mereka yang percaya seutuhnya
bahwa Tuhan memang berbicara kepada saya.

Dengan penuh kerelaan saya menerima semua orang ini,
baik yang mendukung saya maupun yang bersikap sinis terhadap saya.
Hanya kebaikan dan rahmat Tuhan saja
yang membuat saya kuat dalam menghadapi semuanya.
Saya percaya, bahwa melalui bermacam-macam orang ini,
Tuhan hendak membentuk dan mempersiapkan saya
untuk menjadi pengikut yang sungguh rendah hati,
demi kemuliaan nama-Nya.

Bagi setiap orang yang membaca tulisan ini
– baik yang hendak menguji maupun yang hendak mencobai –
saya hendak memberitahukan hal yang berikut ini:
“Ya, saya sudah pernah mendengar suara ALLAH,
dan saya pun sudah pernah mendengar suara iblis.
Jika Saudara sudah pernah mendengar bagaimana cara ALLAH berbicara
dan bagaimana cara iblis berbicara,
maka Saudara akan tahu bahwa perbedaannya sangat besar!”

“Ujilah segala sesuatunya!
Namun bukan dengan pikiran jasmani sendiri,
melainkan undanglah Yesus sebagai Terang Dunia
untuk menerangi hati dan jiwa Saudara, serta segenap akal budi Saudara.
Dengan demikian, Saudara tahu bahwa Saudara tidak akan disesatkan.”

Perihal bagaimanakah suara si jahat tidak akan saya ceritakan dalam bagian ini,
namun saya akan kembali menceritakan tentang ALLAH.

Suara ALLAH biasanya terdengar dalam jenis suara yang berbeda.

Ketika saya mendengar-Nya,
saya akan beroleh pengertian mengenai “Siapakah” yang berbicara kepada saya.
Apakah ALLAH Bapa? Atau Yesus Kristus? Atau Roh Kudus?
Saya tidak menyelidiki Pribadi mana yang sedang berbicara,
karena pengetahuan tentang itu akan datang dengan sendirinya.

Mereka semua adalah Satu,
tetapi ketika saya mendengar suara-Nya,
saya mengenali bahwa meskipun SATU
namun Mereka adalah Tiga Pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Meskipun demikian, ada kalanya saya mendengar Mereka
tanpa bisa membedakan apakah itu Bapa, Putra, atau Roh Kudus.

Yesus memberikan perumpamaan tentang hal mendengarkan Dia,
dengan menggambarkan bahwa manusia adalah domba-domba,
sedangkan Dia adalah Gembalanya:

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku.
Aku kenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.” (Matius 10:27)

Tuhan tidak hanya berbicara melalui cara-cara yang saya gambarkan di atas,
tetapi juga melalui kejadian-kejadian kecil dalam kehidupan sehari-hari.
Saya sering mengalaminya dalam contoh-contoh hal
yang biasanya luput dari perhatian orang lainnya.

Misalnya saja pengalaman saya ketika menyiram tanaman di sudut ruangan.
Saya hanya punya segelas air untuk disiramkan ke tanaman.
Tapi, saya melihat ada dua pot tanaman terletak di sudut ruangan itu.
Tanpa keraguan saya berjalan menuju ke pot tanaman
yang daunnya masih kecil dibandingkan tanaman yang satunya.

Saya berkata dalam hati,
“Aah... kasihan sekali tanaman kecil itu,
dia lebih membutuhkan air ini
daripada tanaman yang sudah tumbuh kuat di sebelahnya.”

Seketika itu juga saya terhenyak,
“Ya Tuhan, saya saja seorang manusia yang berdosa
bisa punya rasa belas kasihan kepada tanaman yang kecil ini
dibandingkan dengan tanaman yang sudah tumbuh besar,
apalagi Engkau Yang Kudus?
Sudah pastilah Engkau memiliki belas kasihan yang tak terhingga
kepada setiap manusia yang Kau pandang kecil dan lemah di hadapan-Mu.”

“Betapa sering kali kami tidak menyadari
bahwa dengan bersikap rendah hati
dan memandang diri kami sebagai anak-anak kecil yang lemah,
justru dengan cara demikian
sesungguhnya kami beroleh belas kasihan dari Engkau.
Ya Tuhan, ajarilah kami hamba-Mu yang kurang rendah hati ini
untuk bersikap lebih rendah hati lagi,
agar dengan demikian beroleh kasih karunia di hadapan-Mu.
Dan, ampunilah kami karena sering kali jatuh dalam dosa:
ingin meninggikan diri, ingin dipuji,
serta keinginan daging lainnya yang jauh dari kerendahan hati.
Kasihanilah kami ya Tuhan. Amin.”

Begitulah pengalaman yang saya alami
dan ingin saya bagikan kepada Saudara sekalian.
Seperti cerita saya di atas,
dengan menyiram tanaman yang daunnya masih kecil dan tumbuh rendah,
Tuhan hendak mengajarkan saya dan Saudara sekalian,
tentang betapa Dia berbelas kasih kepada setiap orang yang kecil dan rendah hati.

Demikianlah...
Tuhan berbicara dengan begitu banyak cara kepada kita manusia,
untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya.
Kita hanya perlu lebih memikirkan Tuhan daripada memikirkan diri kita sendiri,
agar kita bisa mendengarkan Dia yang berbicara kepada kita.

Hidup yang kita jalani ini sebenarnya penuh dengan kuasa Ilahi.
Kita perlu melihat bahwa hidup ini bukan hanya sekadar matematika dasar;
satu tambah satu sama dengan dua.
Bahkan, di dalam perhitungan pun
masih ada hasil nol koma sekian atau hasil tak terhingga.

Maka, marilah kita semua mengarahkan pandangan kita kepada Yang Ilahi.
Setiap helaan napas kita ini, setiap detiknya adalah milik Tuhan.
Bayangkan ada berapa banyak helaan napas yang kita tarik sejak kita dilahirkan.
Jika di dalam jumlah total helaan napas yang kita tarik itu
kita belum pernah merasakan Tuhan berbicara kepada kita,
maka marilah datang kepada-Nya dengan segala kerendahan hati.
Dengan kesadaran sepenuhnya bahwa kita ini adalah milik Tuhan, marilah berseru kepada-Nya,

“Ya Tuhan Allah kami,
ini kami umat kepunyaan-Mu datang kepada-Mu.
Menyembah-Mu dengan penuh kerendahan hati.
Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.”

Maka percayalah, jika kita berseru kepada Tuhan,
Dia akan mendengarkan kita, dan mulai berbicara kepada kita.
Yang perlu kita lakukan adalah buka hati dengan penuh kerendahan di hadapan-Nya,
serahkan diri sepenuhnya, dan dengarkanlah Dia.

Tuhan menghendaki kita manusia untuk mendengarkan Dia:

Dan tiba-tiba... dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata:
“Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5)

Kata Yesus, Anak ALLAH, yang kepada-Nya ALLAH berkenan:

“Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sedangkan barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini,
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.” (Matius 18:3-4)